Tags

, ,

NAMA            : Tegar Wicaksana Adi Putra

NIM                : 1402045042

Mata kuliah     : Pemikiran Politik Jepang

JEPANG DIMATAKU

KEHIDUPAN NELAYAN  DI NEGARA JEPANG

            Jepang , negara yang bisa dibilang negara maju khususnya di bagian Asia dan dunia. Jepang bagi saya merupakan negara yang bisa patut dicontoh dalam berbagai hal untuk dapat membangun suatu negara. Jepang sebagai negara maju dalam bidang ekonomi mampu memiliki PDB terbesar nomor 2 setelah Amerika Serikat. Dalam segi militer Jepang memiliki AEGIS Combat System untuk menjaga wilayah kedaulatan mereka. Kemudian dalam urusan perdagangan  luar negeri, Jepang berada di peringkat ke-4 sebagai negara pengekspor terbesar dan peringkat ke-6 sebagai negara pengimpor terbesar di dunia. Sebagai negara maju dengan teknologinya, Jepang maju dengan teknologi bidang telekomunikasi, robotika, dan permesinan.

            Salah satu sektor yang sangat maju yaitu sektor perikanan. Jepang memiliki Sumber laut yang sangat melimpah, sehingga konsumsi ikan masyarakat pun tinggi. Jepang menduduki urutan ke 2 setelah Cina dalam prosentase penangkapan ikan didunia. Laut di sekitar Jepang sangat banyak dengan ikan karena adanya pertemuan arus panas (Kurosyiwo ) dan arus dingin ( Oyasyiwo ).

            Perikanan di Jepang didukung dengan adanya beberapa faktor-faktor ;

  • banyaknya pelabuhan di Jepang
  • laut Jepang merupakan tempat pertemuan arus panas dan arus dingin sehingga laut Jepang jadi tempat berkumpulnya ikan.
  • Alat dan perlengkapan kapal masyarakat Jepang sudah sangat lengkap dan modern
  • Teknik penangkapan ikan oleh nelayan sudah modern

Perikanan pesisir dilakukan dengan perahu kecil, jala, atau teknik penangkaran terhitung sekitar sepertiga produksi total industri perikanan Jepang. Sementara itu, perikanan lepas pantai dengan kapal ukuran menengah terhitung sekitar lebih dari separuh produksi total. Pengambilan rumput laut dan pemeliharaan tiram untuk industri mutiara diusahakan di pantai timur Jepang. Armada penangkapan ikan di Jepang merupakan yang terbesar di dunia.

Penangkapan ikan laut di pantai Jepang menghasilkan ikan sarden, boring, salmon dan kerang. Penangkapan ikan dalam laut menghasilkansarden, cakalang, kepiting, udang, salem, cumi-cumi, kerang, tuna, saury, yellowtailmakerel, ikan pecak, ikan sura, dan minyak ikan. Selain itu dalam laut juga menghasilkan mutiara, ikan hiu, dan rumput laut. Tiap tahun Jepang menghasilkan 7 ton ikan laut.

Jepang  juga memiliki kampung nelayan seperti dikebanyakan negara lainnya. Letaknya yaitu di pulau Sugashima. Sugashima hanyalah sebuah pulau kecil, luasnya 4,5 km2, termasuk dalam bagian kota Toba, Prefecture Mie. Masyarakat orang Jepang yang bukan berasal dari Prefektur Mie pun awam dengan daerah ini. Karena Mereka hanya mengunjungi kota Toba yang terkenal penghasil mutiara Mikimoto dan mengunjungi Kuil Shinto Ise, yang tersohor sebagai salah satu tempat lahirnya Tuhan versi kepercayaan Shinto.

Pulau Sugashima ini terkenal sebagai tempat penghasil Ise ebi, udang lobster dan rumput laut. Begitu turun dari ferry di dermaga,  Kita bisa menyusuri pulau Sugishima, hanya sekitar 2 jam dengan berjalan kaki. Hanya kira-kira 30% saja dari wilayah daerah pulau Sugashima yang didirikan rumah. Selebihnya, dimanfaatkan sebagai tempat untuk mengolah hasil laut, ikan dan rumput laut. Dan di bagian perbukitan dimanfaatkan sebagai ladang.

Sebagai kota nelayan yang hanya berpenduduk 1145 jiwa (224 KK), ada sekitar 650 jiwa berusia lanjut. Sebagian besar bermata pencaharian sebagai nelayan. Yang bukan sebagai pelayan, sebagai pekerja kantoran di pusat kota Toba.

Di kota tersebut untuk sarana transportasi cuma mengandalkan kendaraan sepeda motor dan sepeda , untuk ppengangkutan hasil laut nelayan menggunakan mini truck. Mobil hanya bisa sampai di sekitar dermaga ini saja. Itu pun semacam mobil box mini untuk keperluan angkut hasil laut. Kehidupannya makmur, rata-rata KK memiliki mobil yang di tempat parkir sewaan di pusat kota Toba. Jadi mereka setelah mereka turun dari mobil pribadi, nyambung Ferry ini untuk pulang ke rumah. Begitu juga anak-anak yang belajar bimbel atau kegiatan non formal sepulang sekolah, ferry ini menjadi tumpuannya.
di sekitaran dermaga ada restoran besar, bank, kantor perintahan, warung kopi, mini market, toko elektronik, salon, kantor pos, klinik kesehatan. Semuanya jumlahnya tidak lebih dari satu, termasuk sekolah.

Image warga negara jepang yang terkenal super sibuk , namun di sini pemandangan “saling sapa” seperti di Indonesia pun sering terjadi. Perilaku ramah tamah ke sesama maupun ke turis yang berkunjung menjadi daya tarik pulau sugashima.

Meskipun pulau sugashima sangat kecil, untuk masalah pengelolaan sampah tidak jauh berbeda dengan kota-kota besar di Jepang . masyarakat di sana memanfaatkan dan mengelola sampah dengan baik.

Itulah Pulau Sugashima, gambaran sebuah kampung nelayan di kota Toba, Prefektur Mie, di wilayah Jepang Tengah. Dari Stasiun Nagoya, kira-kira 2 jam menggunakan Kereta Kintetsu, ke arah kota Tsu, semenanjung Ise yang menghadap lautan pasifik. Dan di situlah saya menemukan sisi-sisi lain dari negara Jepang.